Skip to content

Akses Biru

Akses informasi sepuasmu, buat kamu sang bibit baru

Menu
  • Home
  • Ilmu Pengetahuan
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Kesehatan
  • Hiburan
Menu

Mengenal Self-Diagnosis, Beserta Bahayanya Bagi Diri Sendiri

Posted on December 30, 2020December 30, 2020 by admin

Saat ini, sudah banyak yang menyadari bahwa kesehatan mental juga perlu diperhatikan. Buktinya, semakin banyak yang menemui psikolog atau ke fasilitas kesehatan ketika merasa stres dan tertekan.hal ini merupakan sebuah kemajuan, bahwa masyarakat mulai menunjukkan perhatian mereka dengan kesehatan dan gangguan mental, serta peduli dengan para penyintas. 

Namun sangat disayangkan, muncul pula tren di masyarakat yang ada seorang individu merasa memiliki gangguan mental, tanpa berkonsultasi dengan ahli kejiwaan.

Tindakan meyakini bahwa diri sendiri menderita suatu gangguan atau penyakit ini, disebut juga dengan self-diagnosis. Walau Kamu merasa menunjukkan gejala psikologis tertentu, mendiagnosisnya secara pribadi saja merupakan tindakan yang berbahaya. Risiko dan bahaya self-diagnosis bisa muncul, karena belum tentu Kamu benar-benar menderita gangguan mental yang seperti Kamu yakini.

Jadi, disini saya akan membahas apa sih Self-Diagnosis dan bahaya dari Self Diagnosis, Yuk disimak artikelnya!.

Mengenal Arti dari Self-Diagnosis

Self-diagnosis adalah upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang didapatkan secara mandiri dari sumber-sumber yang tidak profesional, misalnya teman atau keluarga, bahkan pengalaman di masa lalu.

Padahal, diagnosis diri hanya boleh ditetapkan oleh tenaga medis profesional. Proses menuju diagnosis yang tepat sangatlah sulit, bahkan ketika Anda berkonsultasi dengan dua dokter yang berbeda, hasilnya belum tentu sama.

Diagnosis harus ditentukan berdasarkan gejala, keluhan, riwayat kesehatan, serta faktor lain yang Anda alami. Saat mendiagnosis diri,seringnya Anda menyimpulkan suatu masalah kesehatan fisik maupun psikologis dengan berbekal informasi yang Anda miliki.

Resiko Melakukan Self-Diagnosis untuk Kesehatan Mental

Meski self-diagnosis merupakan suatu awal yang baik untuk memahami kondisi mental dalam diri anda secara lebih jauh, akan tetapi hal tersebut juga bisa memberikan resiko yang buruk jika tidak dilakukan tidak sebagaimana mestinya. Berikut adalah dua resiko yang mungkin terjadi akibat asal melakukan self-diagnosis.

1. Salah mendiagnosis

Self diagnosis bisa saja disalahpahami sebagai tanda dari sebuah gangguan kesehatan mental tertentu.Padahal, gejala tersebut bisa menjadi tanda dari beberapa jenis penyakit mental atau bahkan penyakit fisik lainnya.

Misalnya, Kamu merasakan suasana hati Kamu intens  berubah-ubah.Lalu, Kamu melakukan Self diagnosis dari kondisi yang dirimu alami dan mendiagnosa bahwa Kamu mengalami gangguan kesehatan mental berupa depresi manik. Padahal, perubahan suasana hati yang terus-menerus terjadi bisa menjadi pertanda dari gangguan mental lain. Contohnya depresi akut atau borderline personality disorder.

Jika Kamu hanya berpatokan pada self-diagnosis dan tidak segera berkonsultasi pada psikolog atau psikiater yang lebih memahami, Kamu dapat melewatkan hal detail yang lebih penting. Misalnya, dari self diagnosis yang Kamu lakukan, Kamu memutuskan untuk melakukan pencegahan atau perawatan tertentu. Kamu mungkin saja merasa kedua hal tersebut cukup dan sudah sesuai. Padahal, bisa saja solusi yang Kamu putuskan sendiri justru salah sangka.

Maka dari itu, akan lebih baik jika Kamu segera untuk menemui ahli medis profesional untuk diagnosis lebih lanjut. Kamu boleh saja menyebutkan hasil dari self diagnosis yang Kamu lakukan untuk membantu psikolog atau psikiater lebih tanggap dalam menemukan masalah dari kesehatan mental yang sedang Kamu alami.

2. Salah melakukan perawatan

Jika Kamu salah dalam melakukan self diagnosis terhadap kesehatan mental, hal tersebut  dapat berakhir pada kesalahan pengobatan yang Kamu lakukan.Pengobatan tidak selalu mengenai penggunaan obat-obatan, namun bisa juga mengenai metode perawatan yang akan Kamu terapkan.

Perawatan yang Kamu terapkan mungkin saja tidak memberikan pengaruh apa-apa pada kondisi kesehatan Dirimu. Namun, bisa jadi pengobatan tersebut membahayakan dirimu sendiri. Misalnya, dari hasil self diagnosis, Kamu menganggap bahwa Kamu mengalami binge-eating disorder, lalu Kami Memutuskan untuk berpuasa, hingga mengurangi porsi makan berlebihan.

Padahal,Kamu belum tahu pasti apakah Kamu benar mengalami kondisi tersebut atau tidak. Maka dari itu, Kamu memang harus menemui ahli medis karena kondisi Kamu akan diperiksa secara menyeluruh, bukan hanya dari satu atau dua gejala yang Kamurasakan. Dengan begitu, jika memang Kamu mengalami gangguan mental, kondisi Kamu dapat teratasi dengan baik dan tepat.

Langka-Langkah yang Dapat Diambil Setelah Self Diagnosis Kesehatan Mental

Alih-alih berpatok  pada self diagnosis yang Kamu lakukan, ada beberapa langkah yang dapat dirimu  ambil untuk mencari tahu apakah Dirimu benar-benar mengalami gangguan mental, atau itu hanya rasa kekhawatiran berlebih yang Kamu miliki.

  • Berkonsultasi kepada psikolog atau psikiater.Hal ini tentunya menjadi pilihan pertama setelah Kamu melakukan self diagnosis. Para ahli akan mencari tahu lebih dalam tentang kesehatan mental Anda.
  • Berkomunikasi dengan teman seumuran.Tidak masalah jika Dirimu bercerita kepada teman yang kamu percayai mengenai gejala-gejala yang Kamu curigai sebagai gangguan mental. Mungkin teman Kamu juga merasakannya dan ternyata gejala tersebut bukan tanda dari sebuah gangguan mental.
  • Mencari tahu lebih detail mengenai gejala yang Kamu temukan. Saat melakukan self diagnosis mengenai kesehatan mental Anda, coba cari tahu informasi yang lebih banyak lagi.Jangan hanya membaca satu referensi artikel saja, tetapi cari jurnal-jurnal kesehatan yang bisa mendukung diagnosis Kamu.

Nah itu beberapa informasi mengenai “Mengenal Self-Diagnosis, Beserta Bahayanya”, semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi kalian ya sobat Birnetz!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

March 2021
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Jan    
©2021 Akses Biru | Built using WordPress and Responsive Blogily theme by Superb